Sejarah Hari Pendengaran Sedunia atau World Hearing Day
Pendengaran

Sejarah Hari Pendengaran Sedunia atau World Hearing Day

No ratings yet.

World Hearing Day atau Hari Pendengaran Sedunia diadakan setiap tahunnya pada tanggal 3 Maret. Perayaan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran tentang bagaimana mencegah ketulian dan gangguan pendengaran, serta mempromosikan perawatan telinga dan pendengaran di seluruh dunia.

Berdasarkan sejarah yang tercatat bahwa peringatan ini berawal dari pada Tahun 2007, dimana pada hari itu diadakannya Konferensi Internasional pertama tentang Pencegahan dan Rehabilitasi Gangguan Pendengaran. Konferensi diselenggarakan di Beijing oleh Pusat Penelitian Rehabilitasi Anak Tuna Rungu Cina (CRRCDC), Federasi Orang Cacat (CDPF) Beijing, Cina dan WHO. Konferensi tersebut menghasilkan satu deklarasi yaitu Deklarasi Beijing dan ditetapkannya tanggal 3 Maret sebagai International Ear Care Day. Sehingga sejak hari itu setiap Tanggal 3 Maret diperingati sebagai Hari Kesehatan Telinga dan Pendengaran Sedunia.

Kemudian untuk di Indonesia sendiri, peringatan tersebut baru dimulai pada Tahun 2010, dimana pemerintah menetapkan bahwa setiap Tanggal 3 Maret diperingati sebagai Hari Kesehatan Telinga dan Pendengaran Nasional.

Perayaan World Hearing Day dari WHO

Setiap tahun, World Health Organization (WHO) membuat tema perayaan dan mengembangkan materi advokasi berbasis bukti seperti brosur, pamflet, poster, spanduk, infografis dan presentasi, serta yang lainnya. Materi ini dibagikan dengan mitra di pemerintahan dan masyarakat sipil di seluruh dunia. Selain itu juga untuk kantor regional dan negara WHO. 

Di Jenewa – Swiss, yang merupakan kantor pusat WHO, diselenggarakan acara Hari Pendengaran Sedunia setiap tahunnya. Dalam beberapa tahun terakhir, semakin banyak Negara Anggota dan lembaga lainnya yang ikut bergabung dalam penyelenggaraan ini serta mengikuti berbagai kegiatan dan acara di negara mereka.

Tema Hari Pendengaran Sedunia 2022 : To hear for life, listen with care!

Pada Hari Pendengaran Sedunia 2022, WHO berfokus pada pentingnya mendengarkan dengan aman sebagai sarana untuk menjaga pendengaran yang baik sepanjang hidup. Pada tahun 2021, WHO meluncurkan Laporan Dunia tentang pendengaran yang menyoroti peningkatan jumlah orang yang telah mengalami dan berisiko mengalami gangguan pendengaran. Didalamnya menyoroti kontrol kebisingan sebagai salah satu dari tujuh kunci intervensi yang disebut sebagai “H.E.A.R.I.N.G”. Serta menekankan pentingnya mengurangi paparan suara keras.

World Report On Hearing 2021

H : Hearing screening & interventions (Skrining dan intervensi pendengaran)

E : Ear disease prevention & management (Pencegahan & penanganan penyakit telinga)

A : Access to technologies (Akses ke teknologi)

R : Rehabilitation services (Layanan rehabilitasi)

I : Improved communication (Peningkatan komunikasi)

N : Noise reduction (Pengurangan kebisingan)

G : Greater community engagement (Keterlibatan komunitas yang lebih besar)

Hari Pendengaran Sedunia 2022 dengan tema “To hear for life, listen with care” akan berfokus pada pentingnya mencegah gangguan pendengaran melalui pendengaran yang aman, dengan pesan-pesan utama sebagai berikut:

  • Pendengaran yang baik dapat diperoleh sepanjang perjalanan hidup melalui perawatan telinga dan pendengaran​
  • Banyak penyebab umum gangguan pendengaran dapat dicegah, termasuk gangguan pendengaran yang disebabkan oleh paparan suara keras​
  • ‘Safe Listening’ atau ‘pendengaran yang aman’ dapat mengurangi risiko gangguan pendengaran yang terkait dengan paparan suara keras
  • WHO menyerukan kepada pemerintah, mitra industri, dan masyarakat sipil untuk meningkatkan kesadaran dan menerapkan standar berbasis bukti dalam mempromosikan pendengaran yang aman

Jaga Telingamu. Jangan biarkan gangguan pendengaran membatasi!

Selamat Hari Pendengaran Sedunia 2022! 

Sumber :

https://www.who.int/campaigns/world-hearing-day/2022

Please rate this

and share :