Penggunaan Headphone Meningkatkan Risiko Gangguan Pendengaran Pada Anak
Gangguan Pendengaran

Penggunaan Headphone yang Aman Pada Anak

No ratings yet.

Risiko gangguan pendengaran pada anak semakin meningkat ditengah popularitas penggunaan headphone yang juga kian meningkat. Hal ini diperkirakan akan terus berkembang hingga 20 % dalam satu hingga lima tahun ke depan. Tanpa disadari terdapat masalah lain yang akan muncul. Yaitu para anak-anak, remaja, atau dewasa muda berisiko lebih tinggi mengalami gangguan pendengaran.

Risiko Gangguan Pendengaran Pada Anak di Masa Depan

Suara keras tidak baik untuk kita. Seperti yang dikatakan oleh seorang pensiunan audiolog Jan Mayes kepada Healthy Hearing, “Jika anak kecil menggunakan headphone, mereka mungkin mengalami kesulitan memahami pembicaraan di tempat yang bising saat usia remaja hingga awal dua puluhan”.

Pada saat anak-anak ini berusia pertengahan 40-an, pendengaran mereka mungkin sama sulitnya dengan kakek-nenek mereka yang saat ini berusia 70 dan 80-an, kata Dr. Daniel Fink, seorang dokter ahli penyakit dalam dan ketua dewan dari Quiet Coalition.

Menurut laporan dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC), diperkiraan lebih dari 1 anak dari setiap 10 anak di AS (usia 6 hingga 19 tahun)—dan hampir sekitar 1 dari 5 orang dewasa di bawah 70 tahun—telah menderita kerusakan pendengaran permanen akibat kebisingan. Kondisi ini dikenal sebagai gangguan pendengaran akibat kebisingan atau Noise Induced Hearing Loss (NIHL), yang sangat dapat dicegah.

Menurut WHO, sekitar setengah dari populasi antara usia 12 hingga 35 tahun berisiko mengalami gangguan pendengaran karena suara keras. Penggunaan headphone dan earbud memainkan peran besar dalam hal ini. Para peneliti mengonfirmasi bahwa mereka yang menggunakan perangkat untuk mendengarkan musik pribadi dengan volume tinggi memiliki pendengaran yang lebih buruk.

Risiko Terjadinya Telinga Berdenging Pada Anak Lebih Tinggi

Tinnitus atau suara berdenging di telinga merupakan gejala awal gangguan pendengaran pada anak.

Kebisingan dapat merusak pendengaran hingga menyebabkan gangguan pendengaran dan tinnitus. Sementara itu, seiring waktu, gangguan pendengaran meningkatkan risiko isolasi sosial, jatuh dan kecelakaan, serta penurunan kognitif dan depresi di kemudian hari,

Mendengarkan musik sebesar 94-110 dB selama kurang dari dua menit dapat merusak telinga. Volume yang lebih rendah tetapi didengarkan terlalu lama juga dapat merusak sel-sel rambut di telinga yang bertugas mengirimkan suara ke otak.

Apa yang Harus Orang Tua Lakukan

Sesuaikan dengan usia anak Anda, cobalah untuk menjelaskan masalah yang mungkin muncul di kemudian hari. Diantaranya bahwa mendengarkan musik dengan menggunakan headphone dan volume yang tinggi dapat merusak telinga. Selain itu, jelaskan juga bahwa gangguan pendengaran bisa datang secara tiba-tiba.

Jelaskan kepada anak tentang seperti apa rasanya pendengaran yang rusak. Jelaskan bahwa mereka mungkin mendengar suara berdengung atau dering aneh. Kondisi ini disebut dengan tinnitus. Umumnya sering disertai dengan perasaan tertekan atau rasa penuh. Anak-anak terkadang mengira orang lain dapat mendengar dering di telinga mereka, jadi pastikan mereka memahami konsepnya.

Jika anak mengalami gangguan pendengaran, tidak hanya berarti beberapa suara menjadi terdengar lebih lembut. Gangguan pendengaran pada anak akan membuat mereka sulit memahami apa yang dikatakan orang lain. Kondisi ini mungkin dapat membuatnya merasa tersisih dalam lingkungan sekitar. Anak bahkan mungkin akan ditertawakan oleh teman-temannya.

Penggunaan alat bantu dengar akan sangat membantu, tetapi pendengaran yang sudah rusak tidak dapat normal Kembali.

Intinya: Mendengarkan musik keras mungkin terasa keren, tetapi kehilangan pendengaran karena kebiasaan buruk ini merupakan harga yang harus dibayar.

Lakukan tes pendengaran untuk anak Anda dengan membuat janji temu disini, setidaknya setiap tiga tahun. Segera periksakan gejala apapun yang anak alami. Misal ; telinga berdering, terasa teredam, nyeri pada telinga meskipun itu tidak berlangsung lama. Jika gejala hanya terjadi sementara, akan ada kemungkinan gejala tersebut kembali dan menjadi permanen.

Sumber : https://www.healthyhearing.com/report/53221-Kids-headphones-earbuds-hearing-damage-tinnitus

Please rate this

and share :