Menjadi tua adalah bagian alami dari kehidupan, namun tantangan yang muncul seringkali memengaruhi kualitas hidup di masa tua secara menyeluruh. Seiring bertambahnya usia, orang lanjut usia (lansia) umumnya tidak hanya mengalami gangguan pendengaran terkait usia (presbikusis), tetapi juga akan menghadapi penurunan fungsi kognitif yang merupakan penurunan kemampuan berpikir, mengingat, dan menyelesaikan masalah. Solusi yang aman dan mudah diakses untuk mencegah atau memperlambat penurunan kognitif terkait usia, sangat dibutuhkan. Sejumlah penelitian telah menemukan adanya hubungan antara gangguan pendengaran dan perkembangan demensia (penurunan kemampuan daya ingat dan kemampuan berpikir) pada lansia. Temuan lainnya menunjukkan bahwa manfaat dari penggunaan alat bantu dengar tidak hanya membantu mengatasi gangguan pendengaran, tetapi juga berpotensi memperlambat penurunan fungsi kognitif.
Hubungan Antara Gangguan Pendengaran dan Penurunan Kognitif
Gangguan pendengaran dan penurunan kognitif memiliki hubungan yang erat. Ketika pendengaran terganggu, otak harus bekerja lebih keras untuk memproses suara, yang pada akhirnya dapat meningkatkan risiko penurunan fungsi kognitif, termasuk demensia. Penurunan pendengaran dapat membuat otak bekerja lebih keras dalam memproses informasi suara yang masuk, yang pada akhirnya dapat meningkatkan beban kognitif. Selain itu, gangguan pendengaran juga sering dikaitkan dengan isolasi sosial dan depresi, yang juga diketahui dapat mempengaruhi fungsi kognitif.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kehilangan/penurunan pendengaran yang tidak diatasi dapat dikaitkan dengan peningkatan risiko demensia. Berikut ini adalah dampak yang dapat terjadi jika gangguan pendengaran tidak segera diatasi, antara lain:
-
Gangguan pendengaran menyebabkan isolasi sosial
Gangguan pendengaran yang tidak diatasi dapat meningkatkan risiko isolasi sosial dan kesepian. Kedua kondisi ini telah dikaitkan dengan peningkatan risiko demensia dan Alzheimer yang ditandai dengan penurunan daya ingat, kemampuan berbicara dan berpikir, serta perubahan perilaku. Ketika seseorang berada pada situasi yang melibatkan pendengaran dan mengalami kesulitan mendengar, mereka cenderung menarik diri dari percakapan atau kegiatan sosial karena merasa tidak nyaman.

-
Kehilangan/Penurunan pendengaran mengalihkan beban kognitif
Ketika kemampuan mendengar menurun, otak cenderung bekerja lebih keras untuk memahami suara yang masuk. Proses ini dapat mengurangi energi mental yang seharusnya digunakan untuk fungsi lain seperti mengingat dan berpikir. Para ilmuwan menyebutnya sebagai “cognitive load theory (teori beban kognitif)”.
Bayangkan otak Anda seperti mesin dengan memiliki bahan bakar yang terbatas. ketika gangguan pendengaran seseorang memburuk, otak cenderung menggunakan lebih banyak “bahan bakar” hanya untuk memahami suara yang Anda dengarkan, akibatnya energi yang tersedia untuk tugas-tugas seperti mengingat dan mengambil keputusan bisa menjadi berkurang.
-
Gangguan pendengaran mempercepat penyusutan otak
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kehilangan/penurunan pendengaran dapat dikaitkan dengan percepatan atrofi atau penyusutan otak. Salah satunya, peneliti di Johns Hopkins menemukan bahwa orang dengan gangguan pendengaran cenderung kehilangan lebih banyak jaringan otak setiap tahun dibandingkan mereka yang memiliki pendengaran normal. Salah satu dugaan penyebabnya adalah kurangnya rangsangan pendengaran yang membuat area tertentu di otak menjadi kurang aktif.
Mengatasi Gangguan Pendengaran Membantu Menjaga Otak Tetap Tajam
Apakah mengatasi gangguan pendengaran dapat mencegah penurunan kognitif? Sampai saat ini belum terbukti secara pasti, Universitas Johns Hopkins adalah salah satu institusi yang sedang melakukan penelitian untuk mengetahui jawabannya. Beberapa studi menunjukkan bahwa dengan mengatasi gangguan pendengaran sejak dini dapat membantu mengurangi risiko penurunan kognitif.
Sebuah studi di Amerika pada tahun 2015, mengamati subjek selama periode 25 tahun menemukan hubungan antara gangguan pendengaran den penurunan fungsi kognitif. Hasilnya menunjukkan bahwa individu yang melaporkan kehilangan/penurunan pendengaran namun tidak memakai alat bantu dengar, cenderung mengalami penurunan daya ingat dan kemampuan berpikir lebih cepat. Sementara mereka yang mengalami kehilangan pendengaran tetapi memakai alat bantu dengar memiliki fungsi kognitif yang setara dengan mereka yang pendengarannya normal. Temuan ini menunjukkan bahwa penggunaan alat bantu dengar sejak dini dapat membantu menjaga fungsi otak seiring bertambahnya usia.
Sebuah laporan dari The Lancet Commission on Dementia Prevention and Care pada tahun 2017 dan telah diperbarui pada tahun 2020, menyebutkan bahwa gangguan pendengaran termasuk salah satu dari 12 hal yang meningkatkan risiko demensia. Kabar baiknya risiko ini masih bisa dicegah atau dikurangi. Bahkan gangguan pendengaran disebut sebagai faktor risiko yang bisa diatasi.
Para peneliti memperkirakan bahwa menangani gangguan pendengaran sejak dini dapat membantu mencegah hingga 9 persen kasus demensia di seluruh dunia.
Manfaat Alat Bantu Dengar
Selain dirancang untuk mengatasi gangguan pendengaran, manfaat alat bantu bantu dengar juga membantu mencapai kesehatan kognitif yang lebih baik. Alat bantu dengar disesuaikan dengan kebutuhan pendengaran dan gaya hidup Anda.
Segera temui audiologis atau konsultan pendengaran terdekat untuk mendapatkan penanganan yang tepat, karena gangguan pendengaran yang tidak diatasi dapat berdampak buruk pada kualitas hidup dan fungsi kognitif Anda.
–
Sumber :
https://www.starkey.com/blog/articles/2022/06/hearing-loss-tied-to-cognitive-health
https://www.nih.gov/news-events/nih-research-matters/hearing-aids-slow-cognitive-decline-people-high-risk