Gangguan Pendengaran

Dampak Gangguan Pendengaran pada Kehidupan Sosial

5/5 (1)

Siapa yang menyangka bahwa gangguan pendengaran tidak hanya dapat membuat seseorang kehilangan kemampuan untuk mendengar, namun juga mempengaruhi kondisi mental dan kehidupan sosialnya. Dampak gangguan pendengaran tersebut akan bertambah buruk jika tidak ada tindakan khusus dari penderita untuk mengatasi masalah pendengarannya. Ada banyak hal yang membuat seseorang enggan memeriksakan pendengarannya ke dokter, salah satunya disebabkan adanya penyangkalan dari dalam diri bahwa ia memiliki masalah pendengaran karena ia merasa masih bisa mendengar dengan baik. Selain itu, anggapan bahwa solusi gangguan pendengaran hanya bisa ditempuh dengan harga yang mahal seperti implan koklea dan pemasangan alat bantu dengar juga menjadi alasan untuk memilih tidak melakukan apa-apa terhadap pendengaran mereka. Padahal, harga yang harus dibayar untuk kondisi mental dan kehidupan sosial mereka di kemudian hari jauh lebih mahal jika mereka tidak segera mengatasi  gangguan pendengaran yang mungkin di derita.

Gangguan pendengaran yang dialami seseorang tidak hanya berdampak pada menurunnya atau hilangnya kemampuan untuk mendengar. Secara tidak langsung, penderita akan mengalami perubahan mental dan emosional yang berujung pada penurunan kualitas hidup seperti depresi, tidak lagi mampu berkomunikasi dengan baik, dan merasa terisolasi. Untuk lebih jelasnya, berikut ini adalah 7 dampak gangguan pendengaran.

  1.   Depresi

Kesulitan mendengar membuat seseorang bersusah payah dalam berkonsentrasi ketika berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang lain. Pada akhirnya, penderita merasa bodoh dan tidak mampu lagi berhubungan baik dengan orang lain karena dalam setiap percakapan ia akan selalu meminta lawan bicaranya untuk mengulangi perkataannya. Sehingga besar kemungkinan penderita akan mengalami depresi dan lebih memilih untuk menyendiri.

  1.   Situasi sosial apapun terasa sangat melelahkan dan membuat stres

Pada hari-hari besar seperti hari raya lebaran, pesta pernikahan, acara arisan, dan pertemuan-pertemuan lainnya cenderung untuk dihindari oleh penderita dengan gangguan pendengaran. Hal ini disebabkan percakapan yang terjadi dalam acara-acara tersebut akan terasa sangat melelahkan dan membuat stres karena ia membutuhkan konsentrasi lebih untuk mendengar di tengah-tengah keramaian.

  1.   Memicu perasaan marah, malu, dan frustasi

Komunikasi yang sulit dilakukan dan interaksi sosial yang cukup buruk akan membuat penderita merasa marah, malu, dan frustrasi. Marah karena penderita menganggap lawan bicaranya tidak memahami dirinya dengan baik, malu karena tidak bisa mendengar dan tidak bisa memberikan respon yang tepat, dan akhirnya frustrasi karena setiap percakapan yang terjadi terasa seperti hanya membuang-buang waktu.

  1.   Kurang toleransi terhadap orang lain

Frustrasi yang dialami oleh penderita membuatnya menjadi kurang mampu bertoleransi terhadap orang lain. Dalam kondisi ini, penderita akan menempatkan dirinya pada posisi bahwa dirinyalah yang seharusnya lebih dimengerti dan diperhatikan.

  1.   Cenderung menutup diri

Karena setiap komunikasi yang dilakukan dirasa tidak berjalan dengan baik, penderita gangguan dengar akan lebih memilih untuk menjauhkan diri dari orang-orang di sekitarnya. Ia akan berusaha menghindari percakapan dengan seseorang sebisa mungkin, apalagi di tempat yang ramai. Ia merasa bahwa dirinya akan lebih aman jika tidak bertemu dengan orang lain.

  1.   Merasa terisolasi

Secara perlahan, komunikasi dan interaksi yang cenderung dihindari akan menimbulkan rasa terisolasi dalam diri penderita gangguan dengar. Padahal sebagai makhluk sosial, komunikasi dan interaksi sosial menjadi salah satu kebutuhan utama seorang manusia. Seseorang dengan kemampuan mendengar yang kurang biasanya akan merasa malu jika harus berkomunikasi dengan orang lain, namun sebaliknya, ia juga merasa perlu untuk tetap berhubungan dengan orang lain. Dilema tersebut memang sesuatu yang rumit dan berujung pada perasaan tidak bahagia terhadap kehidupan sosial yang dimiliki.

Seperti yang telah disebutkan di atas, dampak gangguan pendengaran ini cukup besar bagi kondisi mental dan kehidupan sosial penderitanya. Namun kabar baiknya, ada kesempatan untuk mengobati masalah pendengaran yang diderita. Tindakan penanganan yang dilakukan sedini mungkin akan sangat besar pengaruhnya. Untuk hasil yang maksimal, segera lakukan pemeriksaan ke dokter THT atau pusat alat bantu dengar. Gangguan pendengaran yang diatasi sejak dini bisa mengurangi kemungkinan terjadinya dampak-dampak gangguan pendengaran seperti yang disebutkan di atas. Meskipun memiliki masalah pendengaran, kondisi mental harus tetap dalam keadaan baik, komunikasi dan interaksi sosial dengan teman dan keluarga juga harus tetap terjalin dengan baik.

 

Please rate this

and share :