Gangguan pendengaran pada anak bisa memengaruhi kehidupan mereka di masa depan, mulai dari perkembangan bicara hingga kualitas hubungan sosial. Ada beberapa hal yang menyebabkan gangguan pendengaran pada anak, salah satunya adalah gangguan pendengaran bawaan. Gangguan pendengaran bawaan (kongenital) adalah gangguan pendengaran yang sudah ada sejak lahir (hearing loss at birth), berkembang beberapa saat setelah kelahiran, atau sudah ada secara genetik sejak lahir sehingga anak mengalami gangguan pendengaran seiring pertumbuhan dan perkembangannya. Gangguan pendengaran kongenital juga bisa disebut tuli bawaan jika gangguan pendengarannya sangat berat.
Beberapa anak terlahir dengan gangguan pendengaran atau terlahir memiliki faktor genetik yang membuat mereka mengalami gangguan pendengaran di kemudian hari. Berikut kita akan membahas tentang, penyebab, gejala, dan pilihan penanganan yang tepat untuk gangguan pendengaran bawaan.
Penyebab
Banyak faktor yang dapat menyebabkan gangguan pendengaran kongenital. Tetapi dalam banyak kasus, faktor genetik dapat meningkatkan risiko bayi baru lahir mengalami gangguan pendengaran. Hal ini disebut gangguan pendengaran genetik. Genetik merupakan salah satu penyebab umum terjadinya gangguan pendengaran. Gangguan pendengaran genetik ini dapat terjadi sejak lahir atau berkembang di kemudian hari. Gen yang menyebabkan gangguan pendengaran bisa berasal dari salah satu atau kedua orang tua, meskipun keduanya mungkin memiliki pendengaran yang baik. Jadi bisa saja kedua orang tua dengan pendengaran normal memiliki anak yang mengalami gangguan pendengaran genetik.
Beberapa bayi memiliki sindrom genetik yang juga bisa menyebabkan gangguan pendengaran. Sindrom-sindrom genetik tersebut, meliputi:

- Sindrom Down
- Usher
- Treacher Collins
- Crouzon
- Alport
- Pendred
- Waardenburg
Gangguan pendengaran dapat terjadi saat lahir atau berkembang di kemudian hari. Penyebabnya beragam, di antaranya adalah:
- Infeksi, seperti rubella atau virus herpes simpleks
- Bayi lahir prematur
- Berat badan bayi saat lahir rendah
- Cedera saat lahir
- Penggunaan obat-obatan dan alkohol saat ibu hamil
- Penyakit kuning dan masalah faktor Rh pada ibu hamil
- Ibu hamil mengalami diabetes
- Tekanan darah tinggi saat hamil (preeklamsia)
- Bayi tidak memiliki cukup oksigen, disebut anoksia
- Bayi yang lahir dengan CMV (Cytomegalovirus) mungkin mengalami gangguan pendengaran saat lahir atau mungkin berkembang kemudian.
- Genetik
Sebagian besar gangguan pendengaran kongenital adalah gangguan pendengaran sensorineural. Selain itu, beberapa anak juga terlahir dengan kelainan bentuk telinga atau bagian pada telinga seperti atresia liang telinga (tidak adanya saluran telinga atau saluran telinga tidak terbentuk secara normal) dan mikrotia (tidak adanya daun telinga atau telinga luar yang kurang berkembang), yang menyebabkan gangguan pendengaran konduktif.
Gejala
Mendeteksi gangguan pendengaran pada bayi dan balita bisa menjadi tantangan, terutama jika gangguan pendengarannya masih relatif ringan. Tetapi hal ini dapat dilakukan dengan serangkaian skrining pendengaran. Skrining ini sangat penting karena dapat mengidentifikasi banyak kasus gangguan pendengaran bawaan.
Selain itu, gangguan pendengaran kongenital juga dapat terjadi atau berkembang seiring bertambahnya usia pada anak, remaja atau dewasa. Gangguan pendengaran ini berkaitan dengan faktor genetik yang sudah ada sejak lahir.
Cara Penanganan yang Tepat
Penanganan gangguan pendengaran kongenital tergantung pada penyebab gangguan pendengaran tersebut. Umumnya, gangguan pendengaran bawaan (kongenital) dapat diatasi dengan alat bantu dengar atau beberapa jenis implan pendengaran, seperti implan koklea dan alat konduksi tulang. Dengan penanganan yang tepat dan dukungan yang memadai, anak-anak dengan gangguan pendengaran bawaan memiliki peluang yang baik untuk berkembang secara optimal, baik dalam kemampuan berbicara maupun dalam berinteraksi sosial.
Apa yang Harus Saya Lakukan?
Jika gangguan pendengaran dapat diidentifikasi dan dilakukan penanganan sejak dini, maka gangguan pendengaran tidak akan menghambat tumbuh kembang anak Anda. Sebaliknya, jika gangguan pendengaran tidak segera diatasi maka kemungkinan anak akan mengalami keterlambatan dalam tumbuh kembang, terutama keterlambatan belajar bicara dan bahasa.
Jadi, jika Anda mencurigai bahwa anak Anda mungkin mengalami gangguan pendengaran, segera konsultasikan dengan dokter THT (Telinga, Hidung, dan Tenggorokan), audiolog atau konsultan pendengaran. Untuk informasi lebih lanjut kunjungi pusat alat bantu dengar terpercaya dan terdekat dengan domisili Anda, klik tautan ini.
–
Sumber :
https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC5675031/
https://www.asha.org/public/hearing/congenital-hearing-loss/?srsltid=AfmBOoqkwNkr2t3XLaTXPRNsqZoXEv0xXI-1J7zB5F8OY8OloAd1m7mX