Terapi Auditory Verbal (AVT) dan Terapi Wicara, Apakah Sama?
Pendengaran Anak

Terapi Auditory Verbal (AVT) dan Terapi Wicara, Apakah Sama?

No ratings yet.

Menurut Mitchell & Karchmaer (2004), sekitar 95% orang tua dari anak yang mengalami masalah pendengaran adalah orang dengan pendengaran normal dan menggunakan bahasa verbal(4) untuk komunikasi sehari-hari. Oleh karena itu, sebagian besar dari mereka menginginkan anaknya menggunakan bahasa lisan dalam berkomunikasi seperti mereka.

Anak dengan derajat penurunan pendengaran berat (severe) hingga sangat berat (profound) dapat mengakses suara bila terdeteksi sejak dini dan segera menggunakan teknologi mendengar yang sesuai, diikuti dengan intervensi(2) dengan pendekatan sesuai tahapan perkembangan normal sedini mungkin.

Pendekatan ini meliputi kemampuan mendengar, bicara, bahasa, kognisi(3), dan keterampilan berkomunikasi dua arah. Salah satu pendekatan yang digunakan untuk mengasah keterampilan ini yaitu dengan Terapi Auditori Verbal/Auditory-Verbal Therapy (AVT).

Mengutip dari Alexander Graham Bell (AG Bell, 2012) bahwa Auditory-Verbal Therapy (AVT) memfasilitasi perolehan kemampuan bahasa lisan melalui mendengar untuk bayi baru lahir, bayi, balita, dan anak-anak yang mengalami masalah pendengaran.

AVT menganjurkan diagnosis dini, terapi one-on-one (satu anak satu terapis), manajemen audiologi terus-menerus dan penggunaan teknologi yang tepat. Penerapan AVT melibatkan kerjasama antara terapis, anak dengan gangguan pendengaran dan keluarganya.

Orang tua dan pengasuh secara aktif ikut terlibat pada saat terapi maupun di rumah melalui bimbingan, pembinaan, dan demonstrasi berbagai strategi & teknik AVT sehingga diharapkan orang tua dapat berperan menjadi fasilitator utama dalam perkembangan bahasa lisan putra/putrinya.

Prinsip LSLS (Listening Spoken Language Specialist)

AVT harus dilakukan sesuai dengan Prinsip LSLS (Listening Spoken Language Specialist) AVT. Prinsip-prinsip LSLS AVT adalah pedoman yang digunakan oleh tenaga profesional dalam penerapan terapi ini. Berikut beberapa prinsip utama dari LSLS Auditory-Verbal Therapy:

  1. Penggunaan residu pendengaran, yaitu menekankan pemanfaatan sisa pendengaran yang mungkin dimiliki individu dengan gangguan pendengaran.
  2. Dukungan penuh untuk pengembangan bahasa lisan. Fokus utama terapi ini adalah memungkinkan individu untuk mengembangkan bahasa lisan melalui pendengaran.
  3. Pentingnya peran orang tua/keluarga, dikarenakan orang tua/keluarga sebagai mitra terapi utama yang dapat diberdayakan untuk mendukung pengembangan keterampilan anak dalam kehidupan sehari-hari.
  4. Dalam kehidupan sehari-hari, memastikan bahwa pembelajaran terjadi dalam kegiatan yang nyata.
  5. Menekankan keterlibatan aktif anak dalam proses belajar dengan melakukan berbagai kegiatan dan interaksi bersama keluarga sambil berkomunikasi dua arah.
  6. Penggunaan teknologi pendengaran, mengoptimalkan pemanfaatan alat bantu dengar/implan koklea untuk mendukung pendengaran dan perkembangan bahasa.

Bagaimana dengan Terapi Wicara?

Auditory-Verbal Therapy (AVT) memprioritaskan mendengar sebagai dasar perkembangan bahasa dan bicara, melatih pendengaran untuk dapat memperoleh bahasa lisan.

Sedangkan Terapi Wicara untuk membantu seseorang yang mengalami gangguan bicara. Tujuannya untuk memperbaiki cara pengucapan, menguatkan otot-otot yang digunakan saat berbicara, dan belajar untuk berbicara dengan baik. Penanganan Terapi Wicara mencakup berbagai keterlambatan kemampuan bicara dan bahasa, seperti :

  • Kesalahan artikulasi (pelafalan)
  • Keterlambatan bahasa reseptif (pemahaman) dan ekspresif (lisan)
  • Disfluensi (gagap)
  • Masalah menelan

Perbedaan Terapi Wicara dan Auditory-Verbal Therapy (AVT)

Terapi Wicara tidak mempertimbangkan apakah anak mengalami masalah pendengaran maupun tidak. Untuk mempermudah memahami perbedaan antara Terapi Wicara dan Auditory-Verbal Therapy (AVT) dapat disimak dalam tabel di bawah ini :

Kriteria Terapi Wicara Terapi Auditory-Verbal (AVT)
Tujuan Umum Meningkatkan berbagai aspek komunikasi, termasuk pemahaman bahasa, produksi suara, artikulasi, dan keterampilan berbicara. Menekankan pengembangan keterampilan mendengar dan bahasa lisan pada individu dengan gangguan pendengaran.
Cakupan Melibatkan berbagai gangguan komunikasi, seperti gangguan bicara, gangguan bahasa, disleksia(1), dan masalah artikulasi. Khusus dirancang untuk individu dengan gangguan pendengaran, terutama mereka yang menggunakan implan koklea atau alat bantu dengar.
Pendekatan Metode terapi bervariasi dan dapat mencakup pendekatan bermain, terapi gerak, dan pendekatan kognitif. Menekankan pengembangan keterampilan pendengaran dan bahasa lisan, dengan fokus pada memaksimalkan pemanfaatan residu pendengaran. Selain itu, metode terapi ini bervariasi dan dapat mencakup pendekatan bermain, terapi gerak, dan pendekatan kognitif.
Pentingnya Pendengaran Tidak khusus menekankan pengembangan pendengaran karena melibatkan berbagai masalah komunikasi. Menitikberatkan pada pengembangan pendengaran dan pembelajaran melalui pendengaran.
Peran Keluarga Keluarga dapat terlibat, tetapi mungkin tidak seaktif dalam AVT. Keluarga merupakan mitra terapi utama dan terlibat langsung dalam mendukung perkembangan anak di lingkungan sehari-hari.
Fokus Utama Berbagai aspek komunikasi termasuk bicara, bahasa, dan komunikasi verbal dan non-verbal. Pengembangan keterampilan pendengaran dan bahasa lisan serta berbagai aspek komunikasi termasuk bicara, bahasa, dan komunikasi verbal dan non-verbal.
Populasi Sasaran Berlaku untuk berbagai gangguan komunikasi pada semua tingkatan usia. Khusus dirancang untuk individu dengan gangguan pendengaran, terutama anak-anak yang menggunakan implan koklea atau alat bantu dengar.

Harap diingat bahwa implementasi spesifik dari setiap terapi dapat bervariasi tergantung pada kebutuhan dan kondisi individu.

Jadi, bagi anak yang mengalami masalah pendengaran, apakah Terapi Wicara atau Auditory-Verbal Therapy (AVT) sesuai untuk anak Anda?

Hal terbaik yang harus dilakukan adalah mencoba dan terlibat dalam setiap prosesnya.

Kamus Kecil

1.      Disleksia : Suatu gangguan belajar yang ditandai dengan kesulitan membaca.

2.     Intervensi : Langkah yang dimaksudkan untuk membuat keadaan menjadi lebih baik.

3.     Kognisi : proses mental yang terjadi mengenai sesuatu yang didapatkan dari kegiatan berpikir tentang seseorang atau sesuatu

4.     Verbal : Komunikasi yang berbentuk lisan

Sumber:
www./leader.pubs.asha.org/do/10.1044/auditory-verbal-therapy-supporting-listening-and-spoken-language-in-young-children-with-hearing-loss-their-families/full/

https://www.avuk.org/news/what-is-avt#:~:text=AVT%20is%20a%20family%20centred,understanding%20and%20developing%20spoken%20communication

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK561506/

Please rate this

and share :

Leave a Reply

Your email address will not be published.