Tahukah Anda bagi kebanyakan orang, gangguan pendengaran biasanya terjadi secara bertahap seiring berjalannya waktu. Karena berlangsung perlahan, penurunan ini sering kali tidak disadari dari hari ke hari. Namun, pada beberapa kasus, gangguan pendengaran bisa muncul secara tiba-tiba tanpa adanya tanda-tanda sebelumnya. Kondisi ini dikenal sebagai gangguan pendengaran mendadak/Sudden Sensorineural Hearing Loss (SSNHL) atau tuli mendadak. Biasanya SSNHL hanya menyerang satu telinga, berlangsung selama kurang dari tiga hari dan dapat terjadi pada siapa saja. Namun kondisi ini paling sering terjadi pada orang dewasa berusia sekitar 40 sampai dengan 50 tahun.
Orang yang mengalami SSNHL atau tuli mendadak sering kali baru menyadarinya saat bangun tidur di pagi hari. Ada juga yang baru menyadarinya ketika mencoba menggunakan telinga yang terdampak, misalnya saat menelepon. Pada sebagian kasus penderita mendengar bunyi keras seperti “letupan” sebelum pendengarannya tiba-tiba hilang. Selain itu, orang yang mengalami SSHNL juga bisa merasakan satu atau lebih gejala berikut: telinga terasa penuh, pusing atau kehilangan keseimbangan dan/atau dengungan di telinga (seperti tinnitus).
Sayangnya, banyak orang yang mengalami tuli mendadak/SSNHL menunda pergi ke dokter untuk memeriksakan diri karena mengira kehilangan pendengaran mereka disebabkan oleh alergi, infeksi sinus, kotoran telinga yang menyumbat, atau kondisi umum lainnya. Padahal, gejala SSNHL adalah kondisi darurat medis yang sebaiknya segera diperiksakan ke dokter THT (Telinga, Hidung, dan Tenggorokan).
Sekitar setengah dari penderita SSNHL dapat pulih sebagian atau sepenuhnya secara alami bila segera ditangani, biasanya dalam waktu satu hingga dua minggu sejak awal gejala mucul. Sayangnya kebanyakan dari mereka yang mengalami SSNHL menunda pemeriksaan dan pengobatan, sehingga bisa mengurangi efektivitas pengobatan. Mendapatkan penanganan secepat mungkin akan meningkatkan peluang untuk memulihkan pendengaran, setidaknya sebagian.
Penyebab Gangguan Pendengaran Mendadak
Ada banyak kondisi yang bisa memengaruhi telinga dan berujung pada gangguan pendengaran mendadak (SSNHL). Namun faktanya hanya sekitar 10 persen kasus SSNHL yang penyebabnya benar-benar dapat diidentifikasi dengan jelas. Beberapa kondisi tersebut meliputi:
- Infeksi, misalnya infeksi virus
- Cedera atau trauma kepala
- Penyakit autoimun, Ketika sistem kekebalan tubuh menyerang jaringan tubuh sendiri
- Efek samping obat tertentu, terutama obat untuk kanker atau infeksi berat
- Masalah sirkulasi darah yang dapat mengurangi suplai oksigen ke telinga dalam
- Gangguan neurologis seperti multiple sclerosis
- Gangguan pada telinga bagian dalam, contohnya seperti penyakit meniere
Sebagian besar penyebab tersebut biasanya disertai dengan kondisi medis lain atau gejala tambahan yang membantu dokter dalam menentukan diagnosis yang tepat. Jika Anda didiagnosis menderita tuli mendadak, kemungkinan dokter akan melakukan pemeriksaan tambahan untuk mencoba menentukan penyebab yang mendasari SSNHL Anda. Pemeriksaan ini mungkin termasuk tes darah, pencitraan (biasanya pencitraan resonansi magnetik, atau MRI), dan tes keseimbangan.
Faktor lain yang juga perlu diperhatikan adalah apakah gangguan pendengaran terjadi pada satu atau kedua telinga. Jika hanya terjadi pada satu telinga, dokter biasanya akan memeriksa kemungkinan adanya tumor pada saraf pendengaran. Sementara itu penyakit autoimun dapat menyebabkan SSNHL pada satu atau kedua telinga sekaligus.
Cara Mengatasi Gangguan Pendengaran Mendadak
Jika penyebab gangguan pendengaran mendadak tidak diketahui, pengobatan yang paling umum untuk tuli mendadak biasanya dengan kortikosteroid (obat steroid). Steroidbekerja dengan mengurangi peradangan pada telinga, mengurangi pembengkakan, dan membantu tubuh melawan penyakit. Obat ini paling efektif bila digunakan sesegera mungkin untuk mendapatkan efek terbaik dan bahkan mungkin direkomendasikan sebelum semua hasil tes keluar. Jika pengobatan terlambat lebih dari dua hingga empat minggu, risiko tidak dapat memulihkan atau mengurangi gangguan pendengaran permanen.
Selain itu, perawatan tambahan mungkin diperlukan jika dokter menemukan penyebab yang mendasari SSNHL Anda. Misalnya, jika SSNHL disebabkan oleh infeksi, dokter mungkin akan meresepkan antibiotik. Jika Anda mengonsumsi obat-obatan yang berisiko merusak telinga, Anda mungkin disarankan untuk beralih ke obat lain. Jika kondisi autoimun menyebabkan sistem kekebalan tubuh Anda menyerang telinga bagian dalam, dokter mungkin akan meresepkan obat-obatan yang menekan sistem kekebalan tubuh.
Semakin cepat penanganan gangguan pendengaran mendadak, semakin besar pula kemungkinan untuk pulih. Hasil perawatan biasanya dipengaruhi oleh:
- Seberapa parah tingkat kehilangan pendengaran Anda,
- Apa penyebabnya,
- Dan berapa lama Anda menunda perawatan sejak gejala pertama muncul.
Meskipun gejalanya terlihat sepele, seperti pendengaran berkurang, rasa penuh di telinga, tekanan, atau tiba-tiba munculnya tinnitus, hal ini tidak boleh diabaikan. Gejala-gejala ini bisa menandakan masalah yang lebih serius.
Jika gangguan pendengaran Anda tergolong parah dan tidak membaik dengan pengobatan dan/atau bahkan terjadi pada kedua telinga, dokter kemungkinan besar akan menyarankan Anda menggunakan alat bantu dengar untuk membantu memperkuat suara. Untuk informasi lebih lanjut atau untuk membuat janji pemeriksaan pendengaran atau informasi seputar alat bantu dengar, silakan klik simbol WhatsApp di kiri bawah halaman ini, hubungi 0800 100 2234 (layanan bebas pulsa) atau kunjungi cabang ABDI terdekat di kota Anda.
–
Sumber :
https://www.nidcd.nih.gov/health/sudden-deafness
https://health.clevelandclinic.org/sudden-hearing-loss-dont-ignore-this-ear-emergency





