Dampak Kemoterapi pada Kualitas Pendengaran
Uncategorized

Dampak Kemoterapi pada Kualitas Pendengaran

No ratings yet.

Menurut penelitian British Medical Journal Supportive & Palliative Care pada tahun 2022 yang melibatkan 273 pasien kanker, lebih dari separuhnya mengalami penurunan pendengaran dan tinitus setelah menjalani perawatan kanker. Sebagian besar dari pasien-pasien tersebut adalah Perempuan. Perawatan kanker umumnya mencakup tiga metode utama: radiasi, pembedahan, dan kemoterapi. Ketiganya sering dikombinasikan dalam satu rencana terapi, misalnya seorang pasien mungkin menjalani pembedahan terlebih dahulu, lalu dilanjutkan dengan terapi radiasi dan kemoterapi. Meskipun efektif menyelamatkan nyawa, banyak obat kemoterapi memiliki dampak dan efek samping serius. Efek samping yang berkaitan dengan pendengaran meliputi penurunan pendengaran, tinitus (telinga berdenging), dan masalah keseimbangan. Dalam beberapa kasus efek samping ini bersifat sementara dan membaik setelah pengobatan selesai, tetapi pada sebagian pasien gangguan ini bersifat permanen. Ketiga metode pengobatan tersebut dapat berpotensi menyebabkan kerusakan pendengaran, tergantung pada lokasi kanker serta jenis terapi yang diberikan.

Dampak Kemoterapi

Menurut Cancer Chemotherapy and Pharmacology, beberapa obat kemoterapi, di antaranya cisplatin bersifat ototoksik. Artinya obat-obatan tersebut atau zat kimia tertentu dapat menyebabkan kerusakan pada telinga bagian dalam dan dapat menyebabkan gangguan pendengaran permanen, khususnya dalam menangkap suara-suara dengan frekuensi tinggi. Obat ini sering digunakan untuk mengobati kanker kandung kemih, testis, ovarium, dan beberapa kanker pada anak-anak. Tidak hanya pada orang dewasa, 75% anak-anak berusia 5 tahun ke bawah juga mengalami gangguan pendengaran akibat cisplatin. Anak-anak lebih rentan terhadap efek ototoksik ini karena perkembangan otak dan telinga bagian dalam mereka belum sepenuhnya sempurna.

Dampak Kemoterapi pada Kualitas PendengaranGangguan pendengaran pada penderita kanker kemungkinan disebabkan oleh cisplatin yang dapat merusak sel-sel rambut di telinga bagian dalam, bagian yang vital bagi proses pendengaran. Menurut Jurnal Otorhinolaringologi Brasil tahun 2016, selain cisplatin, beberapa obat kemoterapi lainnya seperti vinkristin, doksorubisin, gemcitabin, siklofosfamid, oksaliplatin, dan farmorubisin juga berpotensi menyebabkan masalah pendengaran dan tinitus. Setidaknya terdapat 200 jenis obat yang dikaitkan dengan gangguan pendengaran, termasuk obat bebas seperti aspirin.

Mempertimbangkan Risiko

Seperti telah dibahas sebelumnya bahwa pengobatan kanker sering disertai efek samping yang cukup berat. Dengan mengetahui potensi risiko pengobatan yang diambil, akan sangat membantu dalam menilai apakah pengobatan tersebut sepadan dengan risikonya. Bicarakan dengan dokter Anda tentang efek samping pengobatan yang mungkin terjadi, serta kemungkinan adanya alternatif lain yang cocok untuk kondisi Anda.

American Speech Language Hearing Association (ASHA) menyarankan beberapa langkah penting jika Anda sedang mengonsumsi obat-obatan yang diketahui bersifat ototoksik (berpotensi merusak pendengaran atau keseimbangan):

  • Lakukan pemeriksaan pendengaran awal: Sebaiknya, lakukan tes pendengaran sebelum memulai pengobatan untuk mendapatkan data awal kondisi pendengaran Anda.
  • Pantau perubahan selama perawatan: Audiologis atau konsultan pendengaran dapat membantu memantau perubahan pada pendengaran selama pengobatan. Hal ini memungkinkan dokter untuk mempertimbangkan untuk menghentikan atau mengganti perawatan, meskipun tidak selalu memungkinkan.
  • Lakukan pemeriksaan berkala setelah perawatan: Setelah pengobatan selesai, pemeriksaan pendengaran secara rutin dianjurkan, terutama pada anak-anak, karena dampak ototoksik bisa muncul atau bertambah parah seiring waktu.

Mencegah Hilangnya Pendengaran

Terkadang, terapi alternatif dapat dipertimbangkan jika Anda sangat khawatir terhadap risiko gangguan pendengaran atau tinitus selama pengobatan. Oleh karena itu, sangat penting untuk berdikusi secara terbuka dengan dokter onkologi mengenai manfaat dan risiko dari perawatan yang sedang Anda jalani.

Menurut Research Outreach, para peneliti juga tengah mengembangkan “agen otoprotektif”, obat yang dapat membantu melindungi pendengaran jika diberikan bersamaan dengan obat-obatan yang berpotensi ototoksik. Salah satu contohnya adalah natrium tiosulfat yang biasanya digunakan untuk mengobati keracunan sianida. ASHA mencatat bahwa obat ini dapat mengurangi gangguan pendengaran akibat penggunaan cisplatin pada anak-anak. Tantangan utama adalah menemukan cara untuk memberikan obat otoprotektif tanpa mengurangi efektivitas kemoterapi itu sendiri.

Mengatasi Gangguan Pendengaran

Jika Anda telah menjalani perawatan kanker dan mengalami gangguan pendengaran permanen karena dampak dari kemoterapi, penting untuk segara berkonsultasi dengan audiologis atau konsultan pendengaran terdekat. Mengatasi gangguan pendengaran dan/atau tinitus dengan penggunaan alat bantu dengar, tidak hanya membantu Anda berkomunikasi dan beraktivitas dengan lebih baik., Manfaat kesehatan lainnya pun dapat Anda rasakan, seperti mengurangi risiko depresi, isolasi sosial serta mencegah jatuh yang dapat menyebabkan cedera.

Sumber :

https://www.healthyhearing.com/report/53244-Chemo-cancer-and-hearing-loss tinnitus#:~:text=While%20life%2D saving%2C%20many%20cancer,%2C%20often%20they’re%20permanent
https://prevention.cancer.gov/news-and-events/blog/common-chemotherapy-drugs-seem-increase-hearing-loss-some-adults

Please rate this

and share :
connect with us facebook-ABDI facebook-ABDI facebook-ABDI facebook-ABDI

Leave a Reply

Your email address will not be published.