Gangguan Pendengaran

Perbedaan Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) dengan Gangguan Pendengaran pada Anak

No ratings yet.

Semakin hari, jumlah anak yang menderita Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) semakin bertambah. Pada tahun 2003, hanya 7,8 persen anak-anak Amerika yang diiagnosis ADHD, namun pada tahun 2011 jumlahnya meningkat hingga 11%. Salah satu hal yang menyebabkan seorang anak mengidap ADHD adalah tekanan dari segi akademis yang terus meningkat seehingga mereka dipaksa untuk terus fokus yang pada akhirnya membuat kemampuan anak menurun dalam hal mengingat waktu, membuat rencana, menerapkan prinsip-prinsip pembelajaran yang sudah mereka dapatkan, dan menganalisis gagasan.

Apa itu ADHD?

ADHD bukanlah penyakit atau tidak ada hubungannya dengan kondisi kesehatan seseorang. ADHD adalah kumpulan gejala dengan penyebab yang tidak diketahui dan tidak ada tes yang spesifik untuk mendeteksinya. Gejalanya hampir sama dengan gangguan pendengaran. Bedanya, ADHD adalah kondisi psikiatris yang tidak spesifik dengan gejala-gejala sebagai berikut:

  • Sulit dalam memperhatikan detail dan cenderung ceroboh dalam setiap tugas sekolahnya atau aktivitas lainnya
  • Sulit untuk memperhatikan konsentrasi ketika sedang melakukan sesuatu
  • Tidak terlihat mendengarkan ketika sedang diajak bicara
  • Tidak merespon instruksi dan tidak menyelesaikan tugas yang diberikan
  • Selalu kesulitan dalam mengatur tugas-tugas dan kegiatan yang ia miliki
  • Menghindari dan tidak menyukai tugas yang memerlukan usaha lebih seperti PR
  • Sangat mudah terdistraksi

Apakah gangguan pendengaran pada anak terlihat seperti ADHD?

Jika seorang anak tidak dapat mendengar gurunya, mereka akan mengalami dalam memperhatikan dan menyelesaikan tugas – yang mana hal tersebut bisa saja mengindikasikan ADHD. Menurut Better Hearing Institute dan Center for Hearing and Communication, sekitar 1,4 juta orang di bawah usia 18 tahun di Amerika Serikat memiliki gangguan pendengaran, dan 15% anak-anak usia 6 hingga 19 tahun memiliki gangguan pendengaran setidaknya pada satu telinga. Hal yang perlu Anda ketahuilah adalah meskipun gangguan pendengaran yang dialami anak masih terhitung ringan, ia akan melewatkan 50% apa yang disampaikan di kelas. Berikut ini adalah beberapa indikator gangguan pendengaran yang sering disalahpersepsikan sebagai ADHD.

  • Kinerja akademisnya buruk
  • Tidak memperhatikan apa yang disampaikan guru
  • Tidak merespon ketika diajak bicara
  • Respon yang tidak tepat terhadap pertanyaan yang diberikan
  • Tingkat percaya diri yang rendah
  • Kesulitan dalam berinteraksi dengan teman maupun siapapun

Dalam beberapa kasus, seorang anak dapat mengalami kedua kondisi tersebut sekaligus. Namun tetap saja penting untuk mencari tahu secara akurat alasan dibalik buruknya kinerja anak di sekolah. Hal ini untuk menghindarai kekeliruanan diaganosis ADHD dan pengobtan yang tidak perlu sehingga sebagai guru dan orang tua dapat langsung memberikan tindakan yang tepat untuk membantu anak berhasil dalam segi akademisnya. Diagnosis yang akurat adalah kunci keberhasilan akademiknya, diikuti dengan intervensi dan pengobatan yang tepat. Pada anak dengan gangguan pendengaran dan ADHD, gangguan pendengaran cenderung didiagnosis pertama kali berkat program tes pendengaran bayi baru lahir dan kecermatan orang dalam mengamati pgejala-gejala gangguan pendengaran pada anak. Pemeriksaan untuk gangguan pendengaran dan ADHD adalah proses yang sangat berbeda, dan kehilangan pendengaran jauh lebih mudah untuk didiagnosis dan diidentifikasi. ADHD, di sisi lain, didiagnosis dengan dilakukannya pengamatan gejala perilaku dan psikologis dengan menjawab serangkaian pertanyaan yang sebenarnya bisa agak subjektif.

Memang ADHD dan gangguan pendengaran memiliki beberapa kemiripan, namun keduanya tetap memiliki perbedaan. Contohnya, anak dengan gangguan pendengaran akan mengalami keterlambatan bicara. Namun hal tersebut dpat dicegah dengan diagnosis sedini mungkin khusunya ketika bayi sehingga mereka dapat segera mendapatkan penanganan yang tepat sebagai solusi gangguan pendengaran mereka seperti penggunaan alat bantu dengar, implan koklea, terapi bicara, dan sering mempertemukan mereka dengan teman-teman sebayanya untuk membantu proses interaksi sosialnya. Sebaliknya, anak dengan ADHD cenderung memiliki perkembangan bahasa dan kemampuan bicara yang normal.

Apakah anak Anda memiliki ADHD atau gangguan pendengaran atau keduanya, kuncinya adalah ketepatan dalam mendiagnosa dan manajemen solusi yang diberikan oleh tim profesional kesehatan. Jika Anda curiga anak Anda megalami gangguan pendengaran, maka segeralah bawa ke dokter THT untuk mendapatkan informasi dan rekomendasi sebagai solusi dari masalah akademis mereka. Sedangkan jika Anda mencurigai anak Anda memiliki ADHD, maka psikiater adalah orang yang tepat untuk membantu Anda dan anak Anda.

 

Temui audiologis terpercaya di kota Anda di sini.

Please rate this

and share :