Penelitian Menunjukkan Bahwa Penderita Gangguan Pendengaran Masih Kurang Terlayani Dengan Baik
Pendengaran

Penelitian Menunjukkan Bahwa Penderita Gangguan Pendengaran Masih Kurang Terlayani Dengan Baik

No ratings yet.

Penelitian terbaru menunjukkan bahwa gangguan pendengaran merupakan masalah kesehatan yang paling umum terjadi di Amerika Serikat. Selain itu, mayoritas dari individu tersebut tidak dirujuk ke ahli kesehatan telinga (audiolog) untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut.

Hossein Mahboubi dan rekan-rekannya dari Universitas California, Irvine, dan Harvard Medical School, masing-masing  mengumpulkan dan menganalisis lebih dari 36.000 survei yang telah dilakukan dari segi demografi, prevalensi, dan karakteristik lain dari kondisi pendengaran yang dilaporkan sendiri oleh pasien. Tidak ada informasi yang obyektif seperti ambang batas nada audiogram murni yang dikumpulkan. Meskipun kurangnya informasi yang obyektif, metodologi NHIS dianggap dapat diandalkan dan valid.

Hasil survei tersebut menemukan bahwa pasien yang paling sering melaporkan gangguan pendengarannya adalah mereka yang berusia adalah 50-59 tahun, diikuti oleh pasien dengan usia 40-49 tahun, dan usia 60-69 tahun. Lebih dari 11% populasi tersebut melaporkan bahwa gangguan pendengaran mengakibatkan masalah keamanan yang cukup sering terjadi. Bahkan, sebanyak 36% dari populasi tersebut melaporkan bahwa mereka sering merasa frustrasi dengan gangguan pendengaran yang dialami.

Gangguan Pendengaran Sudah Cukup Sering Terjadi

Selain demografi dan data gangguan pendengaran yang dilaporkan sendiri, survei juga memeriksa pola pengobatan pada orang dewasa yang melaporkan gangguan pendengaran mereka. Survei menunjukkan bahwa sekitar 40,3 juta orang dewasa dengan pendengaran yang “kurang baik”, sebanyak 32,2% diantaranya belum pernah mengunjungi klinik kesehatan untuk memeriksakan pendengarannya. Selain itu, 48,1% tidak pernah dirujuk ke dokter spesialis pendengaran, dan 45,3% lainnya tidak pernah dirujuk ke audiolog bahkan belum pernah menjalani tes pendengaran.

Survei tersebut juga menghasilkan data bahwa orang dewasa yang menggunakan alat bantu dengar berjumlah sekitar 7,3 juta orang. Jumlah tersebut hanya sekitar 3,1% dari populasi penduduk Amerika Serikat.

Durasi penggunaan alat bantu dengar dibagi ke dalam tiga kategori berikut berdasarkan lamanya pengalaman penggunaan alat bantu dengar tersebut selama bertahun-tahun, yakni dari mereka yang melaporkan sendiri tentang gangguan pendengaran mereka, sebanyak 10,1% telah menggunakan alat bantu dengar selama kurang dari setahun; 37,9% selama satu hingga lima tahun; dan 52,0% selama lebih dari lima tahun. Survei tersebut juga menghitung rata-rata penggunaan alat bantu dengar per hari. Diperkirakan bahwa sebanyak 63,7% dari pengguna alat bantu dengar biasa memakai alat bantu dengar mereka delapan jam atau lebih per hari, sementara sebanyak 23,0% biasa memakai alat bantu dengar mereka satu hingga tujuh jam per hari, dan sebanyak 13,2% memakai alat bantu dengar mereka kuranga lebih hanya satu jam tiap harinya.

Penderita Gangguan Pendengaran Sangat Berat Cenderung Kurang Diperhatikan

Hal yang menjadi fokus para peneliti adalah kemampuan fungsional individu yang memiliki masalah pendengaran. Faktanya, sebanyak  2,8 juta orang (sekitar 1,1% dari populasi penduduk Amerika Serikat) melaporkan sulit mendengar  suara teriakan di ruangan yang terbilang sepi, dan itu diyakini sebagai gangguan pendengaran dengan level yang sudah sangat parah.

Seperti penelitian-penelitian lainnya, data juga menunjukkan kesenjangan substansial antara mereka yang memiliki gangguan pendengaran dengan mereka yang menggunakan alat bantu dengar. Seperti yang disebutkan sebelumnya, lebih dari sepertiga populasi Amerika Serikat mengalami gangguan pendengaran dan sering merasakan frustasi karenanya. Namun hanya  3,1% dari populasi tersebut yang diperkirakan menggunakan alat bantu dengar.

Selain itu, penelitian ini juga menitikkan pada masalah “gangguan pendengaran yang tersembunyi,” karena sebanyak 50,3 juta orang (sekitar 21% dari populasi Amerika Serikat) dilaporkan mengalami masalah ketika mendengar di tengah keramaian atau suasana dengan latar belakang suara yang bising dengan berbagai tingkatan. Ini adalah angka yang jauh lebih tinggi daripada 40,2 juta orang yang diperkirakan memiliki pendengaran yang “kurang baik.” Kesenjangan antara pasien yang melaporkan memiliki gangguan pendengaran dengan pasien yang memiliki kesulitan mendengar di tengah keramaian menunjukkan kemungkinan bahwa ada sekitar 10 juta orang yang memiliki gangguan pendengaran tersembunyi, yakni suatu kondisi di mana tes audiogram yang telah dilakukan menunjukkan hasil yang normal tetapi individu tersebut tetap memiliki kesulitan untuk mendengar di tengah keramaian.

Survey di Atas Menyoroti Kesenjangan dan Peluang

Secara keseluruhan, hasil survei NHIS menunjukkan bahwa kesulitan dalam mendengar adalah kondisi umum dimana terdapat kesenjangan substansial antara kondisi gangguan pendengaran yang dialami dengan adanya rujukan untuk mendatangi spesialis pendengaran untuk melakukan perawatan secara lebih lanjut.

Untuk para ahli kesehatan pendengaran, kesenjangan ini merupakan peluang dan kesempatan untuk membangun hubungan yang lebih kuat dengan para ahli kesehatan umum, mengingat rendahnya tingkat penggunaan alat bantu dengar.

Please rate this

and share :