Gangguan Pendengaran yang Tidak Diatasi Mempengaruhi Kesehatan Anda secara Keseluruhan
Gangguan Pendengaran

Gangguan Pendengaran yang Tidak Diatasi Mempengaruhi Kesehatan Anda secara Keseluruhan

No ratings yet.

Rata-rata, orang dengan gangguan pendengaran menunda 7 hingga 10 tahun sebelum memutuskan mengunjungi profesional kesehatan pendengaran untuk melakukan pemeriksaan atau perawatan. Meskipun demikian, ada banyak alasan kuat mengapa Anda tidak seharusnya menunda. Menunda sama saja dengan menghambat Anda untuk menikmati hidup dan dapat menyebabkan beban atau masalah dengan keluarga dan teman-teman yang sebenarnya bisa dihindari. Melakukan perawatan sedini mungkin juga baik untuk kesehatan Anda secara keseluruhan, mengingat gangguan pendengaran yang dibiarkan saja dapat berdampak pada masalah kesehatan serius lainnya.

Berikut adalah 10 kondisi kesehatan utama yang berhubungan dengan gangguan pendengaran yang tidak diatasi.

Obesitas dan Gangguan Pendengaran

Penelitian menunjukkan bahwa Indeks Masa Tubuh (BMI) yang tinggi dan lingkar pinggang yang besar dikaitkan dengan risiko terkena gangguan pendengaran yang lebih tinggi juga. Peneliti menyebutkan bahwa mereka yang kelebihan berat badan memiliki risiko 27% lebih tinggi untuk terkena gangguan pendengaran. Penelitian lain juga menemukan bahwa remaja yang obesitas lebih berisiko mengalami gangguan pendengaran dari pada remaja dengan BMI yang lebih rendah.

Hipertensi/Stres dapat Mengarah ke Gangguan Pendengaran atau Tinnitus

Penelitian yang dilakukan baru-baru ini menunjukkan hubungan yang signifikan antara hipertensi (tekanan darah tinggi) dengan gangguan pendengaran. Tekanan darah tinggi diketahui dapat menyebabkan gangguan pendengaran secara tiba-tiba dan/atau tinnitus (suara dengung yang terus menerus dari dalam telinga). Selain itu, stres yang tinggi dan perasaan gelisah terus-menerus juga dapat membuat gejala tinnitus semakin memburuk.

Gangguan Pendengaran Lebih Sering Terjadi pada Penderita Diabetes

CDC melaporkan bahwa sekitar 9,4% dari populasi Amerika Serikat yakni sebanyak 30,3 juta orang menderita diabetes. Meskipun demikian, diperkirakan ada sekitar 7,2 juta orang lainnya yang tidak terdiagnosis. Hal ini penting karena gangguan pendengaran ternyata dua kali lipat lebih sering terjadi pada penderita diabetes, terlepas dari berapapun usianya.

Diperkirakan bahwa fluktuasi kadar gula darah yang tidak terkontrol menjadi penyebab gangguan pendengaran karena ia merusak pembuluh darah dan saraf di seluruh tubuh, termasuk bagian-bagian fungsional yang ada pada telinga.

Penyakit Jantung Dapat Mengarah pada Gangguan Pendengaran

Kesehatan kardiovaskular yang buruk melemahkan aliran darah pada tubuh sedangkan struktur yang ada pada telinga membutuhkan aliran darah yang kuat untuk terus bekerja dengan baik.

Sleep Apnea Berkaitan dengan Kesulitan Mendengar

Sleep apnea telah dihubungkan dengan penyebab seseorang kesulitan mendengar. Hal ini dimungkinkan karena sleep apnea mengurangi asupan darah ke bagian-bagian penting yang ada di dalam telinga kita. Dalam penelitian baru-baru ini, peserta yang mengidap sleep apnea terbukti lebih berisiko mengalami gangguan pendengaran.

Gangguan Pendengaran Dapat Menyebabkan Masalah Keseimbangan dan Sering Terjatuh

Tahukah Anda bahwa di Amerika, satu dari tiga orang dewasa usia 65 tahun ke atas pernah mengalami terjatuh setiap tahunnya? Gangguan pendengaran dapat menyebabkan masalah keseimbangan sehingga membuat penderitanya lebih sering terjatuh. Terpeleset atau terjatuh bisa sangat membahayakan bagi siapapun, namun dampaknya bisa jauh lebih berbahaya jika dialami oleh orang lanjut usia.

Gangguan Pendengaran dan Penurunan Kemampuan Kognitif/Demensia

Demensia adalah istilah umum untuk penurunan kognitif yang cukup parah dan menganggu kehidupan sehari-hari. Salah satu dampak negatif bagi penderitanya adalah kehilangan ingatan. Itulah mengapa kita sering mendengar bahwa Alzheimer umum terjadi pada penderita demensia.

Dua dari tiga orang berusia 70 tahun keatas memiliki gangguan pendengaran yang disebabkan oleh usia. Selain itu, gangguan pendengaran diketahui memiliki hubungan yang sangat kuat dengan penurunan kemampuan kognitif di kalangan para lansia tersebut. Kabar baiknya, penelitian yang baru-baru ini dilakukan menemukan bahwa pemakaian alat bantu dengar dapat menunda munculnya demensia.

Gangguan Pendengaran Menyebabkan Penyusutan Otak/Menurunkan Kemampuan Otak dalam Memproses Suara Ucapan

Para lansia yang memiliki gangguan pendengaran diketahui lebih cepat kehilangan jaringan otaknya dibandingkan mereka yang pendengarannya normal.

“Jika Anda tidak pernah menggunakannya, maka Anda akan kehilangannya.” Seiring waktu, penderita gangguan pendengaran semakin kesulitan memahami suara percakapan. Meskipun demikian, alat bantu dengar dapat membantu meningkatkan pemahaman suara percakapan dan komunikasi secara keseluruhan dengan teman dan keluarga. Penggunaan alat bantu dengar mampu mencegah hilangnya kemampuan memahami suara.

Isolasi/Depresi Dapat Berawal dari Kesulitan Mendengar

Ketika gangguan pendengaran seseorang semakin parah, kemungkinannya ia akan mulai merasa terisolasi. Selain itu, wanita 70% lebih  rentan mengalami depresi dalam hidupnya dibandingkan pria. Penelitian juga menunjukkan bahwa depresi berat lebih sering terjadi pada mereka yang memiliki gangguan pendengaran. Memakai alat bantu dengar adalah cara yang sederhana dan efektif untuk merasa lebih terhubung dengan lingkungan di sekitar Anda.

Alat Bantu Dengar Meningkatkan Kualitas Hidup

Telah terbukti bahwa mereka yang menggunakan alat bantu dengar merasakan peningkatan pada kesehatan fisik, emosi, dan mental. Mereka menyebutkan bahwa perasaan mencintai diri sendiri meningkat hingga 50% dan relasi dengan teman kerja meningkat hingga 26%. Hal ini menjadi bukti bahwa alat bantu dengar banyak membantu penggunanya menjadi lebih terhubung dan lebih dekat dengan relasi yang mereka miliki dalam kehidupan sehari-hari.

Please rate this

and share :